Amal itu diterima jika memenuhi dua syarat: niat, dan caranya yang benar.
Perkara niat merupakan hal yang sangat halus. Ada kalanya ia bersih, tapi tidak jarang juga bercampur. Ia bisa dibersihkan, diluruskan lagi jika bengkok.
Perkara cara, ternyata fiqih itu mudah sekali, ringan sekali. Karena Allah sudah menetapkan cara dan batasnya. Tinggal dilaksanakan.
Perkara yang sulit adalah amal-amal yang tidak dijelaskan caranya. Perkara yang Allah sampaikan caranya secara halus sekali.
Barangkali di sinilah furqan bekerja. Furqan yang Allah berikan kepada orang-orang yang bertakwa. Furqan yang menjadikan seseorang tau yang benar dan yang salah.
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan turunkan furqan. Barangsiapa yang bertaqwa, Allah akan berikan jalan keluar.
Banyak orang dengan niat baik, ingin berbuat baik. Akan tetapi caranya kurang tepat. Seringkali perbuatan baik diiringi dengan ego, dengan perasaan. Ia mesti dibiarkan, tidak boleh ditahan, tidak boleh ditolak. Ini adalah hal yang manusiawi. Akan tetapi tidak segalanya dituruti. Ada kalanya ia mesti dibujuk oleh pemikiran, sehingga perasaan yang muncul adalah perasaan yang benar.
Amal yang benar, dengan niat dan cara yang benar, maka ia akan berbuah manis. Amal dengan niat yang benar dengan cara yang salah, ia menjadi sejarah. Sejarah ada bukan untuk dikenang, apalagi diratapi. Sejarah ada untuk diingat titik kesalahannya, biar ia tidak berulang. Supaya Allah menerima amal di lain hari. Supaya amal berbuah manis di lain kali.
Mari perbaiki sejarah, kita arahkan cerita ke arah keridha-an Allah serta buah yang manis.
Tidak masalah jika belajar lagi. Semakin sulit? Iya, karena kamu sudah naik kelas.
Komentar
Posting Komentar